Have an account?

2.15.2010

Kisah Sang Tikus

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya?. Dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus...!!! Tikus itu kemudian lari kembali ke ladang pertanian, tikus itu menjerit, memberi peringatan; "Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah, hati2...!!! ada perangkap tikus di dalam rumah!". Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah, mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya, maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah". Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!". "Wah, aku menyesal mendengar kabar ini, "si kambing mencoba menghibur sang tikus dengan penuh simpati, "tetapi tak ada sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam doa doaku!". Tikus itu kemudian berbelok menuju lembu. "Oh.. sebuah perangkap tikus, jadi saya dalam bahaya besar ya?", kata lembu itu sambil ketawa. Maka sang tikus itu kembali lagi ke dalam rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih. Sang tikus mungkin merasa terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang akan memberikan orang yg sakit demam panas minum sup ayam segar, jadi petani itu pun mengambil goloknya dan pergilah ke belakang mencari bahan-bahan untuk supnya itu.

Penyakit isterinya berkelanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya datang menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja tamu. Petani itupun menyembelih kambingnya untuk memberi makan para tamunya. Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Dia akhirnya mati, jadi makin banyak lagi orang-orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah menyembelih lembunya agar dapat memberi makan para pelayat itu.

0 comments:

Post a Comment